Tidak ada produk lokal dan legal yang begitu “menghebohkan” selain r0k0k kretek.
Mulai dari anggota dewan, insustriawan, agamawan, ahli kesehatan, pemerintah hingga rakyat jelata memperdebatkan r0k0k kretek ini.
Padahal jika digagas dan dihitung-hitung, industry r0k0k kretek menghidupi jutaan kepala keluarga di Indonesia. Sumbangannya terhadap pemasukan dan pendapatan negara juga tidak main-main. Amat sangat besarnya.
Namun itulah. Bisnis adalah bisnis.
Ketika ada pihak-pihak tertentu yang merasa tersaingi dan tersedak…eh …terdesak segala cara pun menjadi “halal” digunakan.
Mulai dari sekedar peringatan sampai pada fatwa.
Udahlah malah ngelantur kemana-mana, seperti seorang pengamat saja.
Kembali kepada judul di atas tentang Sejarah Dan Asal Mula Nama Rokok Kretek.
Mengapa namanya cukup unik ? “Kretek” ?
Bahkan untuk bahasa adopsinya pun ( dari bahasa Inggris ) masih menggunakan sebutan unik ini : Sigaret Kretek ( Sigaret = Cigarette ).
Bila anda seorang per0k0k, pasti tahu jika r0k0k kretek ini secara garis besar dibagi menjadi 2 yaitu :
1. R0k0k Kretek dengan filter
Yang sering disebut hanya dengan r0k0k filter saja. Ada r0k0k filter biasa, Mild dan r0k0k “putih” ( sebutan bagi r0k0k yang tidak menggunakan cengkeh, hanya tembakau saja ).
2. R0k0k kretek tanpa filter
Yaitu r0k0k kretek yang tidak menggunakan gabus ( filter ) pada bagian pangkal penghisapnya. Dalam hal ini ada r0k0k kretek biasa ( untuk membedakan dengan rokok filter ), cerutu dan r0k0k kelobot, yaitu r0k0k kretek yang pembungkusnya terbuat dari daun jagung.
Dan khusus untuk r0k0k kretek ini ada sebutan unik pada r0k0k yang diproduksi oleh pabrik atau mesin. Yaitu disebut dengan r0k0k “Tingwe”.
Bukan merupakan bahasa Cina, melainkan kependekan dari “linting dewe” alias r0k0k yang dilinting sendiri.
Yang disebut dengan R0k0k kretek adalah r0k0k yang bahan dasarnya terbuat dari tembakau asli yang dikeringkan, dan dioplos dengan saus cengkeh.
Dan jika membuka-buka catatan sejarah, asal mula dari r0k0k kretek di Indonesia bermula dari sebuah kota kecil yang bernama Kudus.
Menurut riwayat yang beredar, riwayat kretek bermula dari penemuan Haji Djamari pada sekitar akhir abad ke-19.
( Yang dibawah ini WAJIB DICATAT )
- Pada awalnya, warga asli Kudus ini merasa sakit pada bagian dada.
- Haji Djamari lalu mengoleskan minyak cengkeh ke bagian dadanya
- Setelah mengoleskan rasa sakitnya ternyata reda
- Atas hasil tersebut Haji Djamari kemudian melakukan eksperimen dengan merajang cengkeh lalu mencampurnya dengan tembakau
- Kemudian dilinting menjadi sebatang r0k0k
- Ajaibnya setelah rutin menghisap r0k0k ciptaannya, rasa sakit pada bagian dada Haji Djamari lenyap.
- Haji Djamhari kemudian mewartakan hasil penemuannya ini kepada sanak kerabatnya.
- Berita pun menyebar cepat
- Bahwa hasil racikan Haji Djamhari yang kemudian disebut dengan r0k0k ini ternyata juga berkhasiat sebagai obat sakit dada.
- Hingga kemudian disebut sebagai "R0K0K OBAT".
Dari situ kemudian muncul banyak permintaan terhadap r0k0k cengkeh buatan Haji Djamhari ini.
Yang pada saat itu kemudian dijual per ikat, dimana setiap ikatnya terdiri dari 10 batang r0k0k, tanpa menggunakan selubung kemasan sama sekali.
Setelah itu R0k0k kretek pun kian dikenal.
Waktu itu r0k0k buatan haji Djamhari ini masih dilinting dan dibungkus dengan menggunakan dengan daun jagung kering atau kelobot. Karena itulah r0k0k buatannya juga disebut sebagai r0k0k kelobot.
Dengan adanya perpaduan dari tembakau, cengkeh dan daun jagung kering, saat dibakar dan dihisap r0k0k ini akan mengeluarkan bunyi “keretek-keretek”.
Karena itu pula, r0k0k ini kemudian disebut juga sebagai r0k0k Keretek. Hingga sekarang.
Dari hasil temuan eksperimen Haji Djamari itu pula, kemudian berkembang dengan pesat hingga saat ini. Industri r0k0k kemudian menjadi salah satu penyumbang pemasukan Negara yang terbesar.
Dan bagi kota Kudus, bahkan menjadi salah satu tulang punggung perekonomiannya.
( Meski dari hari ke hari terus dihujat) .
Lihat juga :