Meski ada beberapa pihak yang kurang menyetujui, hari ini 22 Oktober 2015, Peringatan hari Santri Nasional di kota Kudus untuk pertama kali berlangsung sangat wow...unik dan lain daripada yang lain.
Gereget peringatan Hari Santri Nasional di Kudus ini sudah terasa dan berlangsung sejak pagi-pagi hari. Ketika anak-anak mulai berangkat ke sekolah di jalan-jalan sudah banyak terlihat iring-iringan mobil yang memuat para santri dari berbagai pondok pesantren di berbagai daerah Kudus yang melaju di jalan menuju ke Alun-Alun Simpang Tujuh Kudus, untuk mengikuti apel.
Kesemarakan makin menjadi-jadi karena sepanjang perjalanan, para santri tidak hanya berdiam diri, melainkan smabil memainkan musik rebana, bersholawatan dan melantukan puji-pujian.
Persis seperti suasana ketika takbiran di Hari raya.
Karena itu pula jalanan kota Kudus di pagi hari yang biasanya agak macet, jadi tambah macet.
Terlihat pula perempatan jalan Tanjung – Jalan Johar – Jalan Pramuka yang lebih dikenal dengan nama Prapatan Sleko, dipalang rambu-rambu lalu lintas di tengah jalan. Arus kendaraan umum ( mobil ) yang menuju ke Alun-Alun Simpang Tujuh Kudus ditutup dan dialihkan menjadi 2 jalur lewat jalan Johar.
Pemandangan yang unik terlihat di Alun-Alun Simpang Tujuh Kudus saat pelaksanaan apel pagi.
Tidak seperti apel-apel pagi yang biasa dilaksanakan di Alun-Alun Simpang Tujuh Kudus yang didominasi dengan pakaian seragam, pada apel pagi yang kebanyakan diikuti oleh para santri dari berbagai pondok pesantren dan jajaran ulamanya tersebut, serta kalangan pelajar dan siswa justru didominasi pakaian “khas” kaum muslimin Indonesia. Kain sarung dan peci.
Sedangkan untuk santri putri atau santriwati mengenakan kerudung, yang kebanyakan berwarna putih dan kuning. Beberapa peserta dari kalangan tertentu mengenakan jas almameternya.
AlunAlun Simpang Tujuh Kudus yang dipadati oleh ribuan santri dan santriwati dalam seketika menjadi “lautan” laskar sarung dan peci hitam serta kerudung putih ( seperti lagunya Bang haji Rhoma Irama ).
Dan tentu saja tidak ketinggalan atribut serta almameter kebanggaan masing-masing.
Eloknya, meski para santri terlihat demikian berjubel, acara apel pagi tetap berlangsung dengan serius dan sangat khidmat.
Yang menjadikan peringatan hari santri nasional yang pertama kali ini lain daripada yang lain adalah hadirnya “7 Presiden republik Indonesia” yang ikut menyemarakkan acara ini.
Terlihat wajah “Presiden” Jokowi, SBY, Megawati, Gusdur, BJ Habibie, Soeharto, dan Sukarno.
Wow...bukan ?
Tetapi bagaimana 7 Presiden RI ini bisa menghadiri acara peringatan hari santri nasional di kota Kudus kali ini ?
Tentu saja akan sangat mustahil bisa mengumpulkan ke tujuh presiden RI ( yang sebenarnya ) untuk bisa menghadiri sebuah acara di kota sekecil Kudus ini.
Para “Presiden” yang hadir ternyata hanyalah "ulah" dari para siswa dari MI TBS Kudus.
Para siswa dari MI TBS Kudus yang hadir mengikuti apel sebagian berdandan mengenakan topeng wajah ke 7 presiden Republik Indonesia tersebut.
Tampak juga siswa yang berdandan ala ulama atau seperti Tuanku Imam Bonjol, ulama terkenal yang berjuang melawan penjajah Belanda.
Para siswa tersebut berdandan sedemikian rupa dengan maksud dan tujuan untuk mengenang jasa-jasa pahlawan yang berasal dari kalangan santri dan ulama dalam merebut kemerdekaan Indonesia.
Tujuh “Presiden ” berkumpul menjadi satu di Kudus, kedatangannya mendukung ditetapkannya HSN. Para “Presiden” mengenakan topeng mulai dari Sukarno, Soeharto, BJ Habibie, Gusdur, Megawati, SBY hingga Jokowi.
Pemeran ‘Presiden tersebut adalah para siswa dari MI TBS Kudus yang mengikuti apel dengan menganakan make up dan topeng wajah presiden.
Sebagaimana dikutip dari laman murianews.com, Kepala MI NU TBS Kudus Salim mengatakan, pihaknya yakin kalau para pemimpin bersedia kalau pada 22 Oktober ditetapkan menjadi HSN.
“Jasa para santri dan kiai terhadap perjuangan merebut kemerdekaan RI sangatlah besar. Selain itu, para santri juga memiliki peran besar dalam mempertahankan kemerdekaan,” jelasnya.
Yang jelas, peringatan Hari Santri Nasional (HSN) yang pertama kali di kota Kudus berlangsung dengan sangat meriah, semarak namun tetap tertib.
Credit picture : murianews.com
Lihat juga :